(Cerpen) Untung Cuma Mimpi

Hari ini, hari minggu. Semua orang sedang menikmati hari dengan bersantai, begitu pula dengan keluargaku, ini rencananya mereka akan pergi ke rumah nenek. Saat itu aku sedang tidak ingin kemana-mana, jadi aku tinggal dirumah saja sendirian. Mereka pergi agak pagi, saat aku bangun mereka sudah berangkat.
Hari itu rasanya aku ingin betu-betul bersantai, menonton tv, mendengarkan music, main video game, dan apa saja yang membuatku santai. Kuambil sarapan pagiku dan menyantapnya sambil menikmati acara tv, aku bebas saat itu karena tidak ada seorangpun di rumah selain aku.
Kali ini, aku bebas memainkan video gameku sampai siang. Aku sedang asyi-asyiknya main tiba-tiba listrik padam, seisi rumah menjadi agak gelap. Aku frustasi, kuhempaskan joy stick ke lantai, kulirik jam dinding, sudah siang, aku beranjak mandi lalu shalat dhzuhur dan makan siang.
Listrik padam lama sekali. Kuhempaskan tubuhku ke sofa di ruang tengah. Aku mulai bosan, sambil tengkurap kuraba-raba benda-benda di lantai. Kutemuka sebuah buku yang kelihatannya asing bagiku, kuperhatikan buku itu, sampulnya sudah pudar tidak begitu jelas apa yang ada di sampulnya. Aku penasaran, jadi kubuka buku itu, tulisannya aneh begitu juda dengan bahasanya, aku tidak mengerti apa isinya. Kubuka halaman demi halaman, tidak ada yang kumengerti, jadi aku hanya melihat-lihat gambar yang ada. Ada banyak gambar-gambar aneh di dalam buku itu, ada gambar jutan yang nampaknya angker dengan poho-pohon yang sangat besar, kasti yang tidak terurus, makhluk-makhluk besar, banyangan hitam yang melesat di tengah-tengah hutan, dan bulan purnama di atas hutan.
Kuperhatikan gembar-gambar itu, semakin lama rasanya semakin nyata. Tanpa sadar aku telah tertidur, ketika aku bangun suasananya berubah, sangat gelap, dingin dan menyeramkan. Kugosok-gosok mataku, kulihat sekelilingku, hanya ada semak belukar dan pepohonan yang besar. “dimana aku?” tanyaku dalam hati, aku berjalan perlahan kea rah padang terbuka, saat itu sedang bulan purnama, sepertinya aku teringat sesuatu tapi aku tak tahu apa itu.
Aku terus berjalan di tengah kegelapan malam, di bawah pohon-pohon yang begitu besar. Sangat sunyi, tiba-tiba ada suara sesuatu yang bergerak di balik semak-semak. Aku berbalik untuk melihatnya, tidak ada siapa-siapa. Kulanjutkan jalanku, terdengar lagi sebuah langkah kaki di belakangku, aku bebalik lagi, tidak ada siapa-siapa. Aku semakin takut.
Aku terus berjalan sambil berharap akan mendapatkan jalan keluar, lagi-lagi suara langkah kaki itu mengikutiku tetapi kali ini semakin berat dan kedengarannya seperti langkah kaki sesuatu yang besar. Aku berbalik untuk melihat, sangat gelap tidak ada apapun yang terlihat dan suara langkah itu tiba-tiba berhenti. Kuberanikan diriku “siapa di sana..??” teriakku, tak ada jawaban. Kulemparkan sebuah batu ke arah suara tadi, tidak terjadi apa-apa, perasaanku mulai membaik.
Kupikir itu hanya halusinasiku saja, saat aku berbalik aku melihat sebuah dinding yang sangat besar berdiri di depanku yang sebenarnya adalah sebuah troll (monster berukuran besar yang biasanya memegang sebuah gada besar) yang sedang berdiri di hadapanku. Ketika aku melihat ke atas kulihat tangannya sudah dalam keadaan siap menghantamku, sekonyong-konyong aku berbalik dan berlari ketakutan.

Di belakangku kudengar suara langkah kakinya yang berat mengejarku, terdengar pula suara batang-batang pohon yang patah karenanya, berkali-kali tanah di belakangku terguncang akibat hantaman gada-nya. Berkali kali aku terlempar dan terjatuh akibat pukulan gadanya mengenai tanah di belakangku namun aku bangkit kembali dan terus berlari. Aku berlari kea rah hutan yang pepohonannya agak rapat, aku berlari di sela-sela pepohonan, setiap pohon yang kulewati hancur oleh pukulan gadanya.
Kurasakan guncangan itu membuat tubuhku terhempas ke udara, aku terjatuh berkali-kali rasa sakitnya tidak kuhiraukan jika melihat si-troll mengejarku di belakang. Sambil berlari aku terus berpikir bagaimana cara mengelabuinya, kulihat ke belakang, dia masih mengejarku. Aku terus memutar otakku, kulihat semak yang tinggi di depan, aku berlari ke semak-semak itu dan berbelok secara tiba-tiba meski kutahu itu sangat sulit.
Kulihat ada pepohonan di tengah semak-semak di depan. Kupancing ia, aku berlari ke arah pepohonan itu. Aku berlari ke arah sebuah pohon besar yang berduri, tapi dia sudah sangat dekat, aku harus berlari zig-zag untuk menghindari pukulan gadanya. Ketika aku akan mencapai pohon berduri itu gadanya memukul tepat tanah yang berada di samping kananku, aku telempar jauh dan untungnya aku terlempar ke samping kiri ke arah yang memang aku inginkan. Aku terbang seperti orang yang terlempar karena ledakan bom. Aku jatuh tepat di atas tumpukan dedaunan sehingga aku tidak terluka, namun rasa sakitnya masih terasa. Aku bangkit, kulihat si troll sudah tidak begerak lagi setelah tertusuk oleh pohon berduri yang ia hantam.
Aku bangkit aku kembali berjalan mencari jalan keluar dari hutan yang mengerikan ini. Kupikir aku sudah bebas dari ancaman hutan ini ketika aku mengalahkan si-troll yang besar itu, tapi dugaanku salah. Ketika aku sedang bejalan mencari jalan keluar tiba-tiba bulu kudukku merinding diterpa suatu angin yang membuatku merasakan suatu ancaman, seakan-akan ada sesuatu yang sedang melesat cepat menuju ke arahku.
Instingku membuat aku kembali berlari untuk menghindari bahaya, walupun.. aku belum tahu apa yang mengejarku, yang ku tahu instingku mengatakan bahwa ada sesuatu yang melesat mengejarku. Sayangnya kali ini mungkin akan lebih sulit karena Ia berkali-kali lebih cepat dariku. Jantungku kembali berdegup kencang, rasa akut kembali menjalari tubuhku dan terus memacu tubuhku untuk berlari lebih cepat.
Belum lama aku berlari, sesuatu yang aneh sudah menabrakku dari belakang. Aku tersungkur, aku bangkit lagi. Aku sangat terkejut melihat apa yang barusan menyerangku, aku tak tahu apa itu, yang kulihat hanya sebuah gumpalan cahaya, bayangan atau awan hitam yang sedang berbalik lalu kembali melesat ke arahku. Aku langsung berlari dan kali ini instingku betul-betul membantu, setiap instingku mengatakan bahwa “ia datang” aku akan langsung merunduk. Yang kutahu ia tidak akan menyentuh tanah, selalu menyerang dari arah atas dan selalu bergerak lurus. Jadi, aku hanya perlu mengelabuinya. Tapi itu tidak semudah yang kupikirkan, dia sungguh sangat cepat jadi aku hanya bisa bergerak sedikit demi sedikit. Gerakannya yang monoton memberiku kesempatan, kembali aku membawanya ke arah pepohonan di tengah semak-semak tadi. Kali ini semak-semak memberiku perlindungan, entah kenapa ia seakan tidak melihatku, jadi aku bisa bergerak lebih leluasa. Saat aku sudah dekat dengan pepohonan itu kupanggil dia dengan berteriak ke arahnya.

Kini ia datang dengan kecepatan yang lebih dari sebelumnya, kali ini keberuntungan kembali datang padaku, aku sudah berdiri pada posisi yang tepat, di belakangku berdiri sebuah pohon yang sangat besar. Ok, sekarang Ia datang, aku langsung menghindar dengan melompat ke samping dan langsung berlari di belakang pohon lainnya. Aku tidak mendengar suara tubrukan atau semacamnya, tapi yang penting aku aman sekarang dari kejarannya.
Aku beristirahat di sebuah pohon yang di kelilingi oleh semak-semak, aku sudah sangat lelah berlari terus, nafasku tidak teratur, tiba-tiba rasa sakit datang menjalari sekujur tubuhku, “Aaarrrggghhh” teriakku kesakitan. Mungkin ini berasal dari luka-luka yang kuterima saat dikejar tadi, sekujur tubuhku sakit, aku sangat lemah sampai-sampai untuk berteriakpun aku aku tak sanggup.
“kau pikir kau bisa mengalahkanku begitu saja manusia kurang ajar!!!”. Aku terkejut bercampu takut ketika mendengar dua suara berkata demikian.
“hah, siapa itu?” teriakku
“terima pembalasanku” kata suara itu lagi.
Tiba-tiba pohon yang kusandari hancur dan aku terlempar, tubuhku melayang dan sekali lagi ada sesuatu yang menabrak tubuhku dengan kecepatan tinggi. “”Aaaarrrggghhh” rasa akit yang luar biasa terasa di sekujur tubuhku. Aku terlempar dan menabrak batang pohon besar, kurasakan darah keluar dari mulutku, aku sudah tidak bisa bergerak lagi, aku hanya bisa terduduk dan melihat kedua makhluk itu datang mendekat ke arahku. Penglihatanku kabur, hal terakhir yang kulihat adalah si-troll mengangkat gadanya dan memukulkannya ke arahku. Setelah itu semuanya menjadi hitam tidak ada apa-apa, tiba-tiba mataku kembali terbuka dan aku berada di dalam kamarku dikelilingi oleh seluruh keluargaku yang berteriak “hei kamu kenapa?”,”apa kamu tidak apa apa?” dan bla..bla..bla.. rupanya mereka sudah pulang.
“Aku tidak apa apa” jawabku.
“Terus, kenapa kamu berteriak seperti orang kesakitan tadi” Tanya ibuku.
“Aku bermimpi”kataku.
“Ya sudah, istirahatlah, baca do’a sebelu tidur supaya kamu tidak mimpi yang aneh-aneh” kata ibuku. Aku hanya mengangguk. Dalam hati aku berkata ‘jadi tadi itu semua tidak nyata?’ ‘ahh.. untung Cuma mimpi’. Tidak bisa kubayangkan seandainya itu benar-benar terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada pertanyaan atau sanggahan, teman-teman bisa mengisi kotak komentar ini. Mari budayakan berkomentar. Selain baik untuk blog sobat, baik juga untuk kesehatan kita :D