Di suatu siang yang cerah, teriknya matahari membuat semua tubuh di basahi oleh keringat. Nampak seorang cewek berjalan diatas koridor kampus ,cewek tersebut mengenakan sebuah jilbab dan pakaian berwarna hijau yang terlihat indah, cewek tersebut bernama Sivhera Dewi Nasarina, tapi ia biasa di sapa degan nama yang cukup singkat yaitu Ve . terdengar suara panggilan yang memanggil cewek tersebut, “Ve....tunggu !!!!!!!!!!.” Ve pun memalingkan tubuhnya 1800 dari tempat ia berdiri . Ternyata seorang cowok yang cukup bersih dan rapi yang memanggilnya, ia bernama Randy, Randy pun menghampiri Ve.” Iya kenapa Ren ?????” tanya Ve pada Randy. “Enggak aku cuman pengen ngomong sesuatu sama kamu, kamu nggak punya jam kuliah lagi kan ?” jawab Randy. “ enggak , ini rencananya udah mau balik, emangnya kamu mau ngomong apa ?“ tanya Ve. “gini nggak lama lagi kan Dea ulang tahun aku mau kamu nemenin aku nyari kado yang tepat untuknya, maukan please....”pinta Randy . Dea merupakan teman sekelas dari Ve dan juga Randy yang cukup dekat dengan Ve sekaligus pacar dari Randy. Sebenarnya Ve ingin menolak menemani Randy untuk cari kado untuk Dea, karena ia tahu pengorbanan cinta Randy selama ini untuk Dea semua hanya percuma karena Dea pernah bilang ama Ve kalau dia itu Cuma main-main ama Randy, tapi sebaliknya dengan Randy. Randy sangat sayang sama Dea tapi...nggak tau apa yang ada dikepala Dea yang hanya ingin mempermainkan Randy. tapi karena nggak enak untuk menolak Ve pun menerima tawaran Randy.
Mereka pergi ke suatu mol untuk mencari sesuatu yang mungkin di sukai oleh Dea, Randy sangat bersemangat, tapi Ve sebaliknya ia berpura-pura untuk semangat dan mencoba untuk semangat, karena Ve nggak mau ngecewain Randy. Awalnya Randy ingin memberikan sepatu untuk Dea, tapi Ve menyarankan agar Randy memberikan shall untuk Dea. Randy hanya nurut pada Ve. Sambil milih-milih shall nggak sengaja Randy ngeliat Dea jalan sama senior dikampusnya, namanya kak Adit. Ve bertanya pada Randy, “ kamu kenapa Ran ?” Tanya Ve. Randy hanya menghela nafas dan mencoba menceritakan apa yang barusan ia lihat. Ekspresi Ve saat mendengar cerita dari Randy tampak biasa-biasa saja, karena Ve sudah terlalu sering melihatnya. Sebenarnya Randy juga sudah beberapa kali melihatnya dan mendengar cerita dari anak-anak yang lain di kampus, tapi ia ngak menghiraukannya dan tidak pedui meski ia sakit untuk diduakan. Tapi setiap ia meminta penjelasan dari Dea, Dea hanya menangis dan mengelak ia selalu berkata, “semua hanya teman biasa.” Merekapun keluar dari tokoh itu dan mencari tempat untuk bicara, mereka bicara panjang lebar hingga akhirnya Randy memutuskan untuk memutuskan Dea. Merekapun kembali dan Randy mengantar Ve pulang kerumahnya dengan menggunakan mobil avanza pribadi Randy yang berwarna hitam pekat.
Setelah Randy tiba dirumah ia mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa keputusan yang akan ia ambil memang sudah tepat. Ditempat yang berbeda dengan Ve yang khawatir dengan keadaan Randy, ia takut Randy gegabah dalam mengambil keputusan jika Randy masih mau mempertahankan hubungannya dengan Dea. Keesokan harinya Ve mencari-cari Randy keliling kampus ia terus bertanya pada anak-anak yang lain apa mereka melihat Randy ?, tapi semua kompak menjawab tidak. setelah lelah mengelilingi kampus Ve beristirahat di sebuah kursi taman. Berselang beberapa menit ia duduk, ia melihat Dea lari dengan bercucuran air mata. Ve sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, tak lama Randy pun menghampiri Ve yang saat itu hanyut dalam rasa penasarannya ve kaget melihat Randy langsung duduk di kursi taman dengan muka yang sangat lesu. Ve tak langsung bertanya pada Randy karena ia tahu pasti Randy belum siap untuk bicara, iapun menunggu Randy hingga Randy siap untuk menceritakan semuanya.
Setelah perasaan Randy agak mulai membaik Randy mulai membuka pembicaran dengan Ve, ternyata Randy telah memutuskan Dea. Ve pun tak menyangka bahwa Randy sudah mulai membuka matanya dengan semua tindakan yang telah dilakukan oleh Dea. “Tapi menurutnya semua ini mungkin adalah tindakan yang tepat yang telah diambil oleh Randy. Bisik Ve dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan saat ini , apakah tindakanku sudah tepat ?” kata Rendy. Aku pikir iya!” jawab Ve.
Hari-hari terus berlalu dan tak terasa Randy dan Dea sudah sebulan putus, tapi yang Ve lihat dari sisi Randy ia masih sangat terpukul padahal sudah sebulan berlalu, tapi sebaliknya dengan Dea ia selalu menceritakan idola-idola barunya. Ve merasa kasihan dengan Randy.
Ternyata rasa simpati Ve pada Randy berubah menjadi rasa yang berbeda, Ve pun tak tahu dan tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Ve takut dengan rasa itu, Ve tak tahu semua berawal dari mana. Ve tak ingin hanya karena rasa ini persahabatannya dengan Randy hancur, Ve terus mencoba untuk menghilangkan rasanya untuk Randy. Ve mulai berpikir untuk menjauh dari Randy, karena Ve tahu rasa ini salah dan mungkin bukan untuk Randy , Ve pun tak ingin larut dalam rasa yang salah itu.
“Tuhan jika ia bukan untukku jauhkan aku padanya, tapi jika ia memang tercipta untukku dekatkan aku padanya meski banyak rintangan yang menghadang , tapi yakinkan aku dia bukan untukku.” gumam Ve dalam hati. “Sudahlah ini semua salahku, ini adalah rasa yang salah dan ku ingin menguburnya dalam-dalam dan melupakannya.” Ve menyalahkan dirinya sendiri terhadap apa yang ia rasakan saat itu.
Tak dapat dipungkiri bahwa rasa yang di rasakan oleh Ve memang berat untuk dihilangkan, tak semudah membalikkan telapak tangan. tapi Ve bersyukur karena Randy tidak tahu akan perasaannya terhadap Randy.
Lambat laun perasaan Ve semakin tak menentu, ia terus berusaha menghilangkan perasaanya pada Randy. Entahlah apa yang akan terjadi kelak dengan perasaan yang di pendam oleh Ve. Mungkinkah Randy akan tahu, perasaan Ve yang sebenarnya yang di pendam Ve untuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada pertanyaan atau sanggahan, teman-teman bisa mengisi kotak komentar ini. Mari budayakan berkomentar. Selain baik untuk blog sobat, baik juga untuk kesehatan kita :D