Ariiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnddddddddddd,,,,,,,,
Tiba-tiba saja Arind tersentak dari lamunannya ketika seorang sahabatnya memanggilnya.
“Ada apa?” tanya Arind heran.
“Adit nungguin kamu di taman belakang sekolah. Ayo cepat temui dia, sepertinya ada hal penting yang ingin dia bicarakan padamu!” tegas Dini.
Arind segera beranjak pergi meninggalkan Dini dan menemui Adit.
“Ada apa, Dit?” tanya Arind.
“Ada yang ingin ku tanyakan padamu, tapi kamu harus menjawabnya dengan jujur” pinta Adit.
“Memangnya ada apa? Apa yang ingin kamu tanyakan? Jangan membuatku heran seperti ini deh Dit” tanya Arind cemas.
“Apa kamu menyayangiku?” tanya Adit dengan tatapan yang begitu serius.
“Kenapa kamu bertanya sepeti itu? Tentu aku sangat menyayangimu dan aku ngga mau kehilangan kamu” tegas Arind.
Tanpa berkata satu kata pun Adit segera pergi meninggalkan Arind setelah mendengarkan semua penjelasan Arind.
Sesampainya di rumah Arind segera masuk ke kamar dan tidur dengan pulasnya sampai ia tak sadar kalau sekarang waktunya makan malam. Di ruang makan ayahnya bercerita tentang keluarga Adit.
“Rin, apa Adit sudah cerita sama kamu tentang kepindahannya ke Bandung?” Tanya Ayah.
“Adit ngga pernah cerita apapun sama Arind, Yah” jawab Arind heran.
“ Tapi kenapa Adit tidak pamit sama kamu? Apa kamu sedang ada masalah dengan Adit? tanya Ayah dengan terheran-heran atas perilaku Adit yang tak seperti biasanya.
“Aku dan Adit baik-baik saja, kami ngga pernah ribut. Memangnya kenapa Adit mau pindah ke Bandung? Kapan mereka berangkat?” tanya Arind heran dengan mata yang berkaca-kaca dan saat itu juga Arind kehilangan nafsu makannya.
“Ayah Adit harus pindah tugas ke Bandung. Pesawatnya sudah berangkat dari dua jam yang lalu. Tadi ayah sempat mengantar mereka ke bandara itu sebabnya ayah telat pulang. Ayah kira Adit sudah membicarakannya padamu” jelas Ayah.
Arind sudah tak dapat lagi menahan air matanya dan segera berlari ke kamarnya. Di kamar Arind terus saja menangis sambil memandangi foto-fotonya saat bersama Adit. Arind segera menghubungi salah seorang sehabatnya yang bernama Dini.
“Din, kamu di mana? Apa kamu bisa ke rumahku sekarang? Aku sangat membutuhkanmu. Ada hal penting yang ingin aku ceritakan padamu” tanya Arind.
“Maaf Rin. Malam ini Rino ingin ngajak aku jalan” tegas Dini.
Dengan perasaan kecewa Arind segera menghubungi seorang sahabatnya lagi.
“Halo Ren, kamu di mana? Tanya arind.
“Maaf Rin, aku ngga bisa nemenin kamu sekarang. Aku harus nemenin mama belanja malam ini lalu aku harus ngejenguk kakek ku yang sedang dirawat di rumah sakit” tolak Iren.
“Kenapa semua meninggalkan ku? Adit, Dini, Iren, semuanya sama saja. Kenapa tak seorang pun yang mau menemaniku saat aku lagi ada masalah?” sesal Arind dalam isak tangisnya.
Beberapa bulan setelah kepergiaan Adit.
“Ren, apa kamu masih mau berteman sama Arind?” tanya Dini.
“ngapain? Dia kan udah putus sama Adit, jadi dia udah ngga ada gunanya lagi” jelas Iren.
“Iya sih, dulu Adit kan ketua OSIS, jadi Kita bisa numpang tenar lewat dia dan Adit juga kan cwo` tajir. Semua cwe` di sekolah ini juga naksir sama dia” lanjut Dini.
Tanpa sengaja Arind mendengar semua pembicaraan dua orang sahabatnya itu.
“Arind,,?? Sejak kapan kamu disini?” tanya Dini dan Iren cemas setelah melihat Arind berdiri di belakang mereka.
“Belum lama tapi cukup jelas buat mendengar semua percakapan kalian” gertak Arind.
“Aku ngga habis pikir, ternyata kedua sahabat yang aku banggakan selama ini hanya memanfaatkanku. Sekarang aku nyesel pernah bersahabat dengan kalian berdua” lanjut Arind.
Arind segara beranjak pergi meninggalkan kedua sahabatnya dan segera pulang ke rumah dengan rasa kesal yang menyelimuti hatinya.
“Arind kenapa kamu tidak menghabiskan makananmu?” tanya Ibu.
“Arind lagi malas makan, bu” jawab Arind.
“Oh iya Rin, minggu depan ayah pindah tugas ke Bandung. Kamu tidak keberatankan kalau harus pindah sekolah ke Bandung?” tanya Ayah.
Tanpa pikir panjang Arind langsung saja menjawab iya. Arind berpikir ini saatnya dia meninggalkan masa lalunya yang buruk. Ditinggal pergi oleh seorang cwo` yang paling dia sayangi dan penghianatan yang dilakukan oleh sahabat-sahabatnya. Apakah disana Arind akan mendapatkan seorang sahabat yang sesungguhnya? Tapi sekarangkan Adit sedang berada di Bandung. Apakah Arind akan bertemu dengan Adit kembali dan mengulang masa lalu mereka berdua???? Dan Apakah Arind akan mendapatkan jawaban mengapa Adit pergi tanpa pamit padanya???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada pertanyaan atau sanggahan, teman-teman bisa mengisi kotak komentar ini. Mari budayakan berkomentar. Selain baik untuk blog sobat, baik juga untuk kesehatan kita :D