(Cerpen) Semua Butuh Kesabaran

Malam itu, Rhizty duduk di teras depan rumahnya. Ia memandangi bulan yang terus bergerak dan terus menampakkan wajahnya yang berseri-seri. Rhizty terus memandanginya dan sesekali menengok ke dalm rumahnya. Ia takut keluarganya melihat dan mengetahui apa yang sedang ia lakukan di teras. Beberapa saat setelah memandangi bulan air matanya mengali. Ia terpesona dengan suasana malam yang begitu indah. Bintang pun silih berganti berkedip turut meramaikan suasana malam itu. jilbab hitam dan baju lengan panjang yang dikenakan Rhizty seakan menjadi cirri khasnya. Rhizty merasa kesepian di tengah-tengah keramaian dan keindahan langit malam. Tiba-tiba ia teringat dengan masalah yang ia hadapi sekarang. Ia butuh seseorang yang mau mendengarkan isi hatinya dan mampu memberi solusi untuk masalahnya itu. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi. Selama ini, Rhizty selalu tertutup ketika ada masalah, ia tidak pernah menceritakan kepada siapa pun termasuk keluarganya sendiri. Ia selalu ingin menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus merepotkan orang lain. Entah apa alasannya. Ketika ditanya apa ia terus menjawab dengan jawaban khasnya “ tidak ”. Namun, kali ini berbeda ia merasa sangat membutuhkan seseorang yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya karena ia tidak sanggup menyelesaikannya sendiri. Ia butuh orang yang lebih dewasa dan mampu member solusi yang tepat. Masalah yang ia hadapi sangat mempengaruhi masa depannya sehingga ia butuh bantuan ia takut salah langkah.
Sudah beberapa hari ia memikirkan jalan keluarnya , namun ia terus berada dalam kebingungan. Ia merasa berada di pertengahan sebuah jembatan yang tinggi. Ia ingin mundur namun ia tidak ingin menyia-nyiakan perjuangannya selama ini yang telah ia lakukan. Ia ingin terus maju namun ia takut melangkah. Ia butuh seseorang untuk menjadi penuntunnya. Begitulah yang sedang dirasakan oleh Rhizty. Tiba-tiba suara ibu Rhizty terdengar dari dalam memanggil Rhizty “ Rhizty , Rhizty, Rhiz kamu dimana nak ???” “Rhizty ada di teras depan Bu.” Jawab salah seorang kakak Rhizty dari dalam. “ Iya Bu Rhizty ada di teras” sahut Rhizty sambil menghapus air matanya dengan sapu tangan birunya. “ Rhizty kamu kenapa tinggal sendiri di luar ? tidak baik bagi seorang gadis duduk malam-malam di teras apalagi sudah pukul 10.00” Tanya ibu Rhizty dengan suara khasnya. “ Tidak Bu , itu Bu saya sedang memikirkan jawaban dari soal Fisika tadi siang di sekolah , sampai sekarang belum dapat juga jawabannya” jawab Rhizty kebingungan. “ Bohong Bu , tadi Rhizty tidak ke sekolah , lagian sudah UN tidak mungkin masih ada tugasnya” jawab kakak Rhizty dari dalam. “Ahh.. bohong Bu justru dia yang tidak ke sekolah mentang-mentang sudah UN. Tidak seperti saya Bu, biar sudah UN belum bosan ke sekolah . Dan benar Bu saya sedang memikirkan solusi dari soal Fisika ” jawab Rhizty yang membuat ibunya ragu dengan dengan jawaban dan raut wajahnya. “ Tapi, sudahlah… sana masuk kamar sudah malam. Di kamar saja pikirkan solusiny. ” perintah ibu Rhizty. “ Iya Bu, sebentar saya menyusul ” jawab Rhizty.
Begitulah selama ini yang Rhizty lakukan . ketika ada masalah dan ditanya apa ia justru terus menyembunyikannya dan bahkan sering berbohong. Ia tidak ingin ada orang lain yang tahu masalahnya. Ia tidak ingin merepotkan keluarganya. Setelah Ibu Rhizty masuk ia pun menyusul. Ia ingin melanjutkan malam berikutnya dan di tempat yang sama.
Sebelum bulan meninggalkan Rhizty , Rhizty bangun dengan segera kemudian salat. Setelah salat, mandi dan menyiapkan segala keperluannya ia pun siap berangkat. Ketika matahari pun menjemput dengan warna khasnya , akhirnya Rhizty berangkat di suatu tempat. Ternyata Rhizty ingin ke sekolah barunya. Sekolah idamannya selama ini yang ia impikan. Ia hendak mengurus semua yang dibutuhkan pada sekolah itu, tanpa campur tangan keluarganya. Setelah pulangdari sekolah barunya itu, ia pun istirhat sejenak. Saat malam tiba ia kembali duduk di tempat yang paling ia senangi. Ia memulai lagi memikirkan solusi dari masalahnya. Dan lagi-lagi mengeluarkan air mata. Tiba-tiba kakaknya keluar dari rumah dan mendekati Rhizty tanpa Rhizty sadari “ Ada ritual apa nihh, kok pake acara ngalirin air mata segala ?” tanya kakak Rhizty yang biasa dipanggil Wahyu. “ Tidak,, tidak,,” jawab Rhizty kaget. “ Tapi kenapa harus mengeluarkan air mata ? sampai-sampai bulan pun heran memandangmu” Tanya Wahyu penasaran. “ Tidak itu,.. kepala saya sakit, biasa penyakit lama, sudah masuk sana... nanti kulit manismu tergigit nyamuk” pinta Rhizty sambil berusaha untuk tersenyum. “ Ya sudah , kalau tidak mau cerita, saya tahu kamu pasti punya masalah . tapi kalau belum siap untuk cerita juga tidak apa-apa. Saya ini masternya loch, dan kamu harus tahu kalu semua cewek-cewek dan cowok-cowok kalau lagi ada masalah di sekolah apalagi masalah cinta datang ke saya. Mereka bawa ini dan itu, tapi kalau kamu gratiss yang penting kamu mau meminjamkanku itu apalagi namanya yang bisa digunakan untuk wajah agar tampak lebih putih, namanya seperti kolam ikan kalau dalam bahasa inggris, pond ya...? ” jawab Wahyu yang terus berusaha menghibur adiknya. “ Bukan pond tapi ponds. Kalau memiliki wajah yang hitam yahh hitam saja, putih ya putih. Lagian saya tidak punya ponds saya lebih memilih yang alami saja. Ohh yaa janji yah , besok malam saya mau cerita kamu harus mau dengar dan memberi solusi,” pinta Rgizty dengan wajah yang serius. “Ahh tidak mau. Besok malam saya banyak tugas harus kerjakan deskripsi, makalah, kliping, dan masih banyak lagi yang harus saya kerjakan ” jawab Wahyu. “Yaaa,, kalau begitu tidak apa-apa” jawab Rhizty kecewa. “ Ya tidaklah , saya kan belum pengumuman UN , tidak mungkin kerja tugas sebanyak itu dan lagian belum kerja atau kulih,, ongol” sambung kakak Rhizty. “ Jadi mau ya dengar ceritaku ? ” pinta Rhizty senang. “ Aneh , baru pertama kali ini kamu seperti ini biasanya kalau ditanya ada apa kamu jawab dengan jawaban anehmu “ tidak” pasti serius ya ?” tanya kakak Rhizty penasaran. “ Ahh tunggu besok saja yah” jawab Rhizty tenang. “ Kalau begitu masuk sana sudah larut tidak baik terlalu lama di luar ” perintah Wahyu. Esok harinya setelah melakukan aktivitas seharian di sekolah barunya, Rhizty pun istirahat. Setelah istirahat ia kemudian mandi lalu salat. Setelah salat ia kembali lagi di tempat ritual seperti biasanya. Tiba-tiba kakaknya datang dari belakang dan mengagetkan Rhizty yang sedang melamun. Rhizty sangat kaget , sampai mengeluarkan air mata. “ Eh .... sudahlah bercanda , ayo kita mulai ritualnya. Oh .... ya kita mulai dari mana dari awal, tengah, atau akhir...? ” tanya kakak Rhizty. “ Kamu ongol, saya kaget dibuatmu, ddd” jawab Rhizty. “ Kalau begitu tarik napas dalam-dalam kemudian hembuskan secepat mungkin , secepat Rossi ketika sedang balapan ” jawab Wahyu . “ Aduhh.. perasaan dari tadi bercanda , kakak serius atau tidak sih mau dengar ceritaku ? ” tanya Rhizty dengan nada tinggi “ Ya.. seriuslah. Aduh... aduh sudah dede bayi ngamuk, ok sekarang serius ayo kita mulai ” jawab Wahyu “ Begini.. ” mulai Rhizty .” Rhizty, Rhizty, cuci piring dulu nak ” panggil ibu Rhizty dengan nada halus “ Iya bu tunggu sebentar ” sahut Rhizty “ Aduh tunggu dulu ya kak” jawab Rhizty. Setelah cuci piring , Rhizty kemudian membersihkan semua alat-alat dapur , dan kemudian kembali ke tempat sebelumnya. Ternyata kakaknya sudah terlelap , terlalu lama ia menunggu. Karena merasa bersalah akhirnya ia pun tidak mau mengganggu kakaknya. Rhizty terdiam dan sesekali memandangi bulan yang tampak agak redup karena tertutup oleh awan hitam. Semua keluarganya pun sudah terlelap , tinggal Rhizty seorang diri yang berada di teras. Ia menangis , setelah puas meluapkan kesedihannya ia lalu pergi salat malam karena ia sempat tertidur di teras depannya itu. Setelah salat Rhizty berdo’a , dalam do’a nya ia menangis. Saat itu pula kakaknya terbangun , ia lalu meminta Rhizty menceritakan apa sebenarnya yang terjadi pada adiknya yang tidak biasanya seperti itu. Rhizty lalu menuju ke ruang tamu disusul oleh Wahyu. Rhizty pun menceritakan semua masalahnya pada kakak yang ia percaya bisa memberinya solusi. “ Begini kak, sekarang kakak tahu kalau sekarang saya telah memiliki sekolah baru. Saya senang dengan sekolah itu , saya senang dengan suasananya.” Mulai Rhizty. “ Lalu apa masalahnya ?” Tanya kakak Rhizty. “ Ayah dan ibu kan setuju saya sekolah di sekolah itu , bagaimana dengan kakak ?” Tanya Rhizty “ Kalau saya terserah yang mana yang terbaik menurutmu saja” jawab Wahyu “ Jadi kakak setuju juga kan ?” Tanya Rhizty “ Iya saya setuju, jadi sebenarnya apa masalahnya ?” Tanya Wahyu lagi pada Rhizty. “ Sekarang teman SMP saya marah padaku hanya dengan masalah sepele, dan yang paling penting adalah masalah sekolah. Saya benar-benar pusing dan bimbang” jawab Rhizty “ Memangnya ada masalah apa dengan sekolah barumu itu ?” Tanya Wahyu “Di sekolah saya pusing. Saya senang dengan sekolah itu, kedisiplinannya, teman-teman dan guru-gurunya. Namun, kakak tahu kan kalau dari rumah ke sekolah jaraknya tidak dekat pasti membutuhkan biaya yang sangat mahal hanya untuk biaya transportasi saja. Saya tidak mau merepotkan ayah dan ibu. Namun, saya senang dengan sekolah itu. Saya ingin tinggal dekat dengan sekolah itu agar lebih konsentrasi namun, butuh biaya yang banyak untuk bayar uang kost. Disana ada tempat kost yang aman dan nyaman untuk tempat tinggal apalagi untuk belajar. Masalahnya lagi saya tidak mau merepotkan ayah dan ibu. ” cerita Rhizty. “ Belum lagi pasti disana harus memiliki computer sendiri , saya tidak mungkin minta pada ayah atau ibu. Bukan hanya itu masalahnya, masalah sepele juga rasanya tidak bisa saya hadapi seperti masak sendiri dan mengerjakan semuanya sendiri, saya masih sangat butuh bantuan ibu. Dan saya belum bisa hidup tanpa ayah dan ibu. Saya pusing , apakah saya harus pindah saja ? namun, saya ingin sekolah disana.” Sambung Rhizty. “ Jalani saja dulu” jawab Rhizty. “ Disamping saya ingin sekali sekolah disana saya juga belum bisa meninggalkan ayah dan ibu di rumah. Saya ingin membantu mereka jika ada pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Tidak lama lagi kan kakak juga akan pergi dari rumah bagaimana dengan ayah dan ibu ? siapa yang akan menjaganya ?” tanya Rhizty. “ Yang kamu hadapi memang lumayan berat, tapi kamu harus berusaha untuk menyelesaikannya sedikit demi sedikit. Masalah temanmu tidak usah kau hiraukan dulu, insya Allah mereka nanti juga akan sadar sendiri. Masalah sekolah , kamu tetap sekolah disana saja. Kamu tinggal di tempat kost yang kamu bilang tadi. Dan insya Allah kamu juga akan memiliki computer sendiri tapi mungkin bukan untuk saat ini. Kamu harus berusaha menghadapi ini semua dengan sabar. Dan masalah ayah dan ibu, kan ada tante yang bisa membantu ketika ada keperluan. Tidak lama lagi juga, saya akan bekerja , saya akan usahakan semua yang kamu butuhkan utamanya ayah dan ibu. ” jawab Wahyu. “ Saya akan berusaha untuk hadapi ini semua namun, rasanya saya belum siap hidup sendiri” jawab Rhizty “ Cepat atau lambat kamu pasti akan mengalami hal itu, jadi kamu harus mulai dari sekarang kalau kuliah nanti lebih banyak lagi tantangan dari pada ini . mungkin satu atau dua minggu kamu masih sering nangis pikirkan ayah dan ibu namun, lama-kelamaan kalau sudah terbiasa akan terasa tidak berat lagi. Jadi jangan cepat menyerah hadapi hidup, kamu harus menikmatinya..” jawab Wahyu.” Ia saya akan tetap sekolah disana dan akan selalu berusaha untuk menghadapi semua masalah, tapi tuntun saya !” pinta Rhizty. “ Enak saja , bayar dulu” sahut Wahyu” Ahh kakak sudah larut tidak boleh bercanda lagi” jawab Rhizty “ Iya , ingat saja kamu tidak boleh mudah menyerah jalani saja Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Oh ya.. supaya kamu yakin dengan dengan keputusanmu dengarkan kata-kataku ini ‘ orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampong halaman . tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang . merantaulah kau akan dapatkan pengganti kerabat dan kawanmu dan berlehah-lehahlah manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang ’ ” jawab Wahyu serius “ Saya akan merantau meski masih sulit berpisah dengan ayah dan ibu serta semuanya , tapi itu kan pasti terjadi. Maka saya akan berusaha untuk menjalaninya semua ” jawab Rhizty semangat “ Nah begitu donggg.. kamu harus pecaya pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa” sambung Wahyu. Rhizty akhirnya merasa legah dan ia sudah yakin dengan keputusannya itu. “ Ehh bola matamu sudah tak tampak lagi , sana tidur dan hadapi semua dengan smile ” perintah Wahyu. “ Iya, terima kasih kak untuk semuanya ” jawab Rhizty . Akhirnya Rhizty mendapatkan solusi dari masalahnya. Hari- hari berikutnya ia jalani semua aktivitasnya sesuai yang diberitahukan oleh sang kakak. Ia berusaha menghadapi semua masalah sekolahnya, tapi masalah rindu dengan ayah dan ibu serta keluarganya belum bisa ia tahan . sehingga ia masih sering pulang. Namun, ia akan berusaha untuk melakukan semua itu, sementara Wahyu kakak Rhizty akhirnya juga mendapatkan pekerjaan sehingga ia bisa menepati janji kepada sang adik. Ayah dan ibu beserta keluarga Rhiztypun terus mendukung yang terbaik untuk Rhizty.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada pertanyaan atau sanggahan, teman-teman bisa mengisi kotak komentar ini. Mari budayakan berkomentar. Selain baik untuk blog sobat, baik juga untuk kesehatan kita :D