LEANG BULU SUMI
Leang dalam bahasa setempat berarti gua, seperti yang dituturkan oleh petugas sumpang bita. Menurut cerita rakyat, bahwa dahulu di gua itu dihuni oleh dua orang yang memiliki kumis yang tebal dan menyeramkan. Dia jarang terlihat di pemukiman penduduk, karena anak-anak takut jika bertemu dengan orang kumis tebal, sehingga gua ini diberi nama gua bulu sumi.
Penghuni gua bulu sumi adalah to ale’. Mereka hidup berkelompok, makan dari hasil buruan dan buah-buahan. Mereka juga hidup nomaden sesuai kekayaan hutan yang ada di sekitarnya, sebagai tumpuan hidup. Pakaian mereka terdiri dari kulit kayu, yang telah dikeringkan, dipakai dengan cara dililitkan diperut dengan memakai akar kayu atau rotan sebagai pengikat, sehingga dapat menutupi bagian perut sampai di atas lutut. Sedangkan pada wanita, memakai penutup dada, yang bahannya terbuat dari kulit kayu yang telah kering. Mereka gantung di atas leher lalu ujung bawah di atas perut diikat denagn akar kayu atau rotan, berfungsi untuk menutupi dada hingga perut.
Kepercayaan masih animisme dan dinamisme, hal tersebut diperkuat dengan lukisan-lukisan pada dinding gua, sehingga diketahui latar belakang kehidupan sosial ekonomi dan kepercayaan manusia penghuni gua tersebut.
LEANG BULU SUMI
Leang in the local language means a cave, as manifested by the officers of Sumpang bita. According to folklore, that formerly in the cave was inhabited by two people who had a thick mustache and sinister. He is rarely seen in residential areas, because children fear if they met someone with a thick mustache, so the cave is named leang Bulu Sumi.
The man who was live in ‘Leang Bulu Sumi’ named to ale '. They live in groups, by hunting and eating fruit. They also live nomadic as forest wealth around them, as the foundation of life. Their clothes were made of bark, which has been drained, worn wrapped around stomach by using the root wood or rattan as a binder, so it could cover the abdomen to above the knee. Whereas in women, wearing the breastplate, the article is made from bark that has dried. They were hanging it on the neck and above the lower end of the stomach was tied by root wood or rattan, serves to cover the chest to the abdomen.
Trust still animism and dynamism, it is strengthened by the paintings on cave’s walls, it makes we know the background of economic and social life of human trust the cave residents.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada pertanyaan atau sanggahan, teman-teman bisa mengisi kotak komentar ini. Mari budayakan berkomentar. Selain baik untuk blog sobat, baik juga untuk kesehatan kita :D