(Cerpen) Flashback

Hari ini merupakan hari terindah dalam hidupku. Mentari serasa tersenyum indah menyapaku, bunga-bunga bertebaran, semuanya terasa begitu indah. Yah, begitulah asanya bila kau sedang jatuh cinta.
Namaku Risa Kinayanti, orang-orang disekelilingku memanggilku Kina. Aku seperti wanita lain pada umumnya, rambut lurus sebahu, kulit kuing langsat, hidung Indonesia banget, dan plus memakai kacamata. Saat ini, aku duduk dibangku kelas 1 SMA di SMA Karisma Bangsa di Surabaya.
“Kin, denger-denger kamu udah jadian yah?” Tanya Jeanny.
“I…ya. Kamu tahu dari mana, sih?”
“Teman-teman. Kenapa nggak bilang sama aku, sih? Aku masih teman baikmu, kan? Udah nggak nganggap aku teman, ya?”
“Bukan gitu. Aku…cuma nggak mau bikin kamu kecewa”
“Kecewa sih, kecewa. Habis, kamu ngerebut orang yang kusuka…”
“Maaf, Jean.”
“Hahaha…! Nggak apa-apa, kok! Cowok sih, gamang dicari. Tapi kalau teman, susah dicari. Asal kamu bahagia sama dia sih, nggak apa-apa. Emang, kamu masih nggak ada perasaan sama orang yang kamu sukain dulu?”
“Sebenarnya sih…, aku susah lupain dia”
“Iya, dia kan, udah pergi ke Ausie. Tapi persaanmu itu lho, masih suka nggak?”
“Sejujurnya masih suka sama dia. Aku nggak bisa ngelupain dia”
“Lho, terus…ngapain kamu jadian sama Ken?”
“Aku harap, dengan jadian sama Ken, aku bisa belajar untuk ngelupain dia…dan mulai menyayangi Ken”
“Ya, semoga”
Sebelumnya, Yongkie , Kakak OSIS yang kusukai, saat pentas kesenian, dia menyanyikan ‘Favorite Girl’ bareng bandnya. Semula, aku mengira lagu itu dipersembahkan untukku, karena dia sempat menanyakan lagu apa yang cocok buat cewek yang disukai. Aku langsung menyebutkan lagu favoritku. Tapi hatiku tersayat katika ternyata pada malam kesenian dia nembak cewek lain, dan terang-terangan mengatakan kalau dia mempersembahkan lagu itu hanya untuk cewek itu.
Maka, ketika Ken nembak aku, langsung aja kusambut. Bukan apa-apa, sih. Aku berusaha mencari pelarian atas kekecewaan cintaku. Dari waktu ke waktu, aku berhasil melupakan Yongkie. Aku berhasil menyayangi Ken. Aku mengira kisah kami akan berakhir bahagia seperti yang biasanya tertulis di cerita-cerita romantic. Tapi, ternyata nggak begitu.
Ken mengajakku candle light dinner untuk merayakan satu tahun hubungan kami. Tapi kok.., dari rumah sampai tujuan, dia diam saja? Biasanya, banyak yang selalu dia omongin. Ken kan, cerewet!
“Ken, kamu ada masalah?” tanyaku.
“Nggak ada”
Pelayan datang ngasih minuman yang kami pesan. Pelayan itu juga ngasih aku sepasang boneka beruang kecil. “Khusus hari ini, berhubung hari ultah kafe kami, maka untuk setiap pasangan akan mendapatkan sepasang boneka beruang. Selamat menikmati hidangan kami”
“Wah, bonekanya lucu! Iya kan, Ken?”
“Oh. Eh…, iya lucu…”
Ken benar-benar aneh. Tiba-tiba dia menatapku terus.
“Ken, ada apa sih?”
“Kin, kita…kita putus aja, ya…”
Kata-kata dari Ken langsung menusuk hatiku. Aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Asli tercengang.
“Ke…kenapa?” tanyaku dengan sedikit gemetar.
“Soalnya…dalam hatimu…masih ada orang lain”
“Apa…apa yang kamu maksud?”
“Tadi, sebelum aku menjemputmu…Jeanny menelponku. Dia certain segalanya. Katanya sampai sekarang, kamu masih belum bisa melupakan cowok itu, dan kamu jadian denganku hanya untuk melupakannya, kan?”
“Ken, kanapa? Kita hampir satu tahun, dan kamu mau memutuskannya begini aja? Asal kamu tahu Ken…, aku udah mulai menyayangimu sejak sepuluh bulan yang lalu. Aku nggak bisa terima kalau disuruh putus”
“Udahlah Kin, jujur aja…nggak apa-apa, kok. Aku bisa memahami”
“Memahami? Emangnya, sekarang kamu memahami perasaanku? Aku sayang kamu…aku nggak bisa melupakanmu!”
“Kin, aku udah senang kalau saat itu kamu mau menerimaku. Seenggaknya setelah setahun ini kita bersama, aku udah merasakan saat-saat terindah denganmu. Kin, jujur aja, aku nggak bisa jalan sama kamu kalau dalam hatimu yang ada bukan diriku”
“Ken…,jadi…” Aku memandangnya, berharap dia menarik segala ucapanya, tapi percuma saja, dia hanya terdiam dan nggak berani menatapku. “Ah, udah, deh! Baik, sesuai apa yang kamu mau… kita … putus. Hubungan kita berakhir sampai disini! Tapi aku ingin kamu tahu, terserah kamu mau percaya atau nggak…sekarang, di hatiku Cuma ada kamu” Aku langsung pergi ninggalin Ken dan pulang naik taksi.
Menyakitkan memang.
Ken, aku hanya ingin kamu percaya sama aku.
Harusnya, aku tahu kalau Jeanny sebenarnya nggak terima kalau aku jadian sama cowok yang dia sukai. Pasti saat ini dia sedang tertawa saat aku menangis. Kenapa? Kenapa kamu nggak mendukung aku, Jean? Kenapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada pertanyaan atau sanggahan, teman-teman bisa mengisi kotak komentar ini. Mari budayakan berkomentar. Selain baik untuk blog sobat, baik juga untuk kesehatan kita :D